Jumat, 27 Mei 2016
Masjid Tholabuddin .
KH . ABDULLAH ACHMAD meninggal dunia . 8 januari 2016 / 27 Rabiul Awal 1437. H .
-----------------------
prosesi pemakaman KH.Abdulah Achmad.
KH Mustain .
Keranda berjalan sendiri ..
.
jalan raya macet total .
tanggisan dan do'a menggantar kepergiannya .
Moch Shodiq Fuull
Masjid Tholabuddin .
KH . ABDULLAH ACHMAD meninggal dunia . 8 januari 2016 / 27 Rabiul Awal 1437. H .
__________
prosesi pemakaman KH.Abdulah Achmad.
tempat terakhir KH.Abdullah Achmad.
H. Golik menggali makam KH.Abdullah.
alhamdulillah selesai juga ..
masuk ke dalam masjid Tholabuddin .
Moch Shodiq Fuull.
Senin, 09 Mei 2016
Pasar Soponyono Rungkut
"Jangan menangis di bantalmu karena tidak bisa merubah sesuatupun . Tapi menangislah di sajadahmu dalam sujudmu pasti Allah berikan jalan keluar "
Masjid Tholabuddin .
SANGGUPKAH AKU MENJAWAB ???
SUNGGUH
saat itu akan datang sebagaimana telah sering aku saksikan ia
mendatangi orang lain, teman-temanku, tetanggaku, bahkan orang tua atau
kerabatku.
Sungguh, saat itu tak mungkin kuduga sebagaimana juga
mereka tak pernah menduga didatangi oleh nya. Sungguh dia akan
menjemput aku pergi ke tempat yang tak mampu aku bayangkan, tempat yang
tak pernah kembali lagi mereka yang pergi ke sana, tempat yang di sana
aku akan dihadapkan dengan pertanyaan.
Sungguh, semua itu benar
adanya. Tak ada alasan bagi ku untuk tidak percaya hal itu bakal
terjadi, sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk mengingkari adanya Al
Khaliq. Juga sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk memungkiri adanya
getaran kegelisahan dalam bathinku tatkala aku melakukan perbuatan yang
fitrahku mengenalnya sebagai dosa.
Hanya saja. Sanggupkah aku
menghadapi itu? Saat di mana aku didudukkan di lubang yang gelap,
kemudian datanglah kepada ku dua malaikat mengajukan pertanyaan: Siapa
Rabb-mu, apa agamamu, dan siapa nabimu?
Sanggupkah aku menjawabnya? ...
Apa
yang akan aku katakan, ketika ditanya tentang siapa Rabb-ku? Cukupkah
kujawab: Rabb-ku adalah ALLAH? Semudah itukah ? Rasanya tidak. Tidak
akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanamkan dalam jiwaku keyakinan
akan adanya Engkau, tertanam pula keyakinan bahwa tidaklah segala
sesuatu itu ada dan terjadi dengan sendirinya serta tanpa maksud dan
tujuan.
Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika ditanya
tentang apa agamaku? Cukupkah kujawab: Agamaku Islam? Semudah itukah ?
Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanam di
dalam jiwaku keyakinan akan kesempurnaan agama ini, tertanam pula
keyakinan bahwa agama ini disampaikan kepada manusia agar mereka
memperoleh kemudahan dan kebahagiaan hidup di dunia sebelum di akhirat
kelak tentunya.
Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika
ditanya tentang siapa nabiku? Cukupkah kujawab: Nabiku Muhammad
Shallallahu 'Alaihi Wasallam? Semudah itukah ? Rasanya tidak. Tidak akan
semudah itu. Sebagaimana telah tertanam keyakinan dalam bathinku
tentang kemuliaan akhlaqnya, sifat amanahnya, dan kejujurannya; tertanam
pula keyakinan bahwa dialah Shallallahu 'Alaihi Wasallam teladan
terbaik bagi umat manusia.
Sanggupkah aku menjawabnya? ...
Sungguh,
aku akan berhadapan dengan pertanyaan yang jawabannya tak cukup di
lisan, tetapi dari dalam keyakinan dan dibuktikan oleh perbuatan. Bukan
hasil dari menghafal, tetapi dari beramal. Tak ada yang sanggup menuntun
aku untuk menjawabnya kelak kecuali Engkau, Ya ALLAH. Aku tahu itu dan
aku yakin, sebagaimana telah Engkau janjikan:
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ
“ALLAH
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat...” (Ibrahim: 27) .
Langganan:
Postingan (Atom)