Skalanews - Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota
Surabaya siap melaksanakan perintah Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil
Qoumas agar ikut membantu membesarkan organisasi dengan menambah banyak
anggota melalui kaderisasi.
Ketua PC GP Ansor Surabaya Faridz
Afif, di Surabaya, Rabu (28/6), mengatakan hal itu disampaikan Yaqut
Cholil Qoumas atau Gus Yaqut kepada pengurus PC GP Ansor Surabaya ketika
silahturahmi hari kedua Idul Fitri 1438 H di Pondok Pesantren Roudlatut
Tholibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (27/6).
"Gus Yaqut
menyebut anggota Banser di Jawa Timur sekitar 150-an ribu, masih kalah
dengan Jawa Tengah yang mencapai 250-an ribu," katanya.
Meski
demikian, lanjut dia, Gus Yaqut menekankan bukan kuantitas kader yang
dikejar, melainkan kualitas kader yang dilalui melalui pelatihan dasar
serta pelatihan-pelatihan yang berjenjang yang sudah ditetapkan dalam
petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis).
Selain
itu, lanjut dia, Gus Yaqut juga meminta PC GP Ansor Surabaya untuk
terus menjalin silahturahmi dan konsolidasi secara intensif baik di
internal Ansor maupun eksternal.
"Dan yang tidak kalah pentingnya
adalah juga membangun komunikasi antar-generasi dan sahabat-sahabat
senior Ansor di daerah masing masing," katanya.
Hadir dalam
silahturahmi tersebut, beberapa Pengurus PC GP Ansor Kota Surabaya
periode 2017-2021 di antaranya Ketua PC GP Ansor Kota Surabaya Faridz
Afif, Wakil Ketua M Asrori Muslich, Sekretaris Abdul Holil, Ketua Badan
Ansor Anti Narkoba (Baanar) M. Khoirul Rozikin.
Turut
mendampingi, Kepala Sekretariat Markas (Kasetma) Satkorcab Banser
Surabaya M. Hasyim Asya'ri dan Kepala Satkorwil Banser Jawa Timur H Abid
Umar (Gus Abid) serta Wakil Sekretaris PW Ansor Jawa Timur Slamet
Budiono.(bus/antara)
Surabaya, Muhammad Farid Afif terpilih sebagai Ketua Pimpinan
Cabang Gerakan Pemuda Ansor Surabaya periode 2017-2021 pada Konferensi
Cabang (Konfercab) ke-XVIII di Gedung Hoofdbestuur PCNU Surabaya, Ahad
(7/5).
Sidang pemilihan dipimpin pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor, Sofiwi
Haris Makmun dan Affan Asirozi. Sebanyak 22 Pimpinan Anak Cabang dari 31
Anak Cabang dan 92 Pimpinan Anak Ranting GP Ansor se-Kota Surabaya
hadir dalam Konfercab.
Dalam persidangan yang relatif singkat itu, pimpinan sidang
menawarkan mekanisme pemilihan ketua secara aklamasi atau musyawarah
mufakat. Usulan tersebut kemudian disetuji oleh semua peserta sidang.
Usai pemilihan, Aris Yusuf Ketua GP Ansor Anak Cabang Kecamatan
Karanpilang Kota Surabaya menjelaskan, dari hasil musyawarah yang yang
begitu singkat para Ketua Ancab GP Ansor Surabaya memilih sahabat Farid
Afif sebagai ketua PW GP Ansor Kota Surabaya.
“Walaupun musyawarah begitu singkat, tapi kami yakin musyawarah
memilih sahabat Afif tersebut sudah tepat,” ungkapnya di Surabaya, Senin
(8/5).
Muhammad Farid Afif Ketua GP Ansor Surabaya yang baru terpilih
mengucapkan rasa terima kasih atas amanah yang telah diberikan kepadanya
untuk memimpin GP Ansor Surabaya. Namun, menurutnya amanah tersebut
tidak ringan, oleh karena itu dirinya mengajak para sahabat GP Ansor
Kota Surabaya untuk bersama-sama mengemban amanah tersebut.
“Kedepan, tantangan GP Ansor tidaklah ringan, apalagi di tengah
wilayah perkotaan seperti Surabaya, oleh karena itu kami akan berusaha
bersama-sama akan meningkatkan konsolidasi dan membuat beberapa
program,” ujar Afif.
Afif berharap kepada tim formatur agar dapat memilih pengurus
periode 2017-2021 yang siap bekerja. “Saya ingin, tim formatur itu
memilih pengurus cabang yang siap bekerja dan siap bekerja sama untuk
priode kedepan, saya akan berusaha menyatukan tangan sahabat semua
Ansor, untuk bersama-sama melangkah dalam menjaga amanah para ulama dan
anggota Ansor, ” pungkasnya. (Red.Zunus)
Kapolrestabes
Kota Surabaya M Iqbal ke kantor Nahdlatul Ulama Surabaya,Sabtu
(1/4/2017), untuk meredam aksi GP Ansor dan Banser agar tidak memblokade
aksi Hizbut Tahrir Indonesia.
Sabtu, 1 April 2017 21:04
GP Ansor dan Banser Siap Hadang Aksi HTI tapi ini Sikap Kapolrestabes Surabaya .
SURYA.co.id | SURABAYA - Kapolrestabes Surabaya M
Iqbal meminta GP Ansor dan juga Banser tidak melakukan upaya paksa
blokade terhadap aksi damai dan tabligh akbar yang diselenggarakan DPW
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur pada Minggu (2/4/2017).
Hal itu disampaikan Iqbal dalam kunjungan silaturahmi ke Kantor PC
Nahdlatul Ulama Surabaya, Sabtu (1/4/2017). Terutama usai pihaknya
mendengar adanya upaya pengerahan massa 1500 orang dari Ansor dan Banser
untuk aksi HTI.
"Kunjungan ini adalah bentuk silaturahmi. Serta kita terus membujuk
agar Ansor tidak melakukan upaya paksa blokade pada aksi HTI besok.
Sebab itu akan menimbulkan potensi kerawanan," ucap Iqbal.
Kalaupun itu dilakukan untuk melakukan pembubaran dan mencegak
perpecahan, upaya pengamanan itu akan dilakukan oleh pihak kepolisian.
Terkait aksi HTI, Iqbal menyebutkan bahwa perizinan dan pemberitahuan dilakukan ke Polda Jatim.
Namun kesepakatannya adalah dalam aksi HTI besok tidak ada peserta aksi yang membawa spanduk provokatif.
"Tapi kami juga melakukan persiapan pengamanan. Berdasarkan
silaturahmi ini, kami yakin Ansor dan Banser tidak akan sampai ikut
turun jalan," ucapnya.
Menanggapi larangan aksi blokade tersebut, Sekretaris GP Ansor
Surabaya M Farid Afif mengatakan pihaknya menunggu koordinasi dengan
Polda.
Jika aksi HTI itu tetap dilakukan maka GP Ansor dan Banser akan tetap turun jalan.
"Kita masih menunggu. Kalau tetap ada aksi HTI, kota akan turun untuk blokade," ucapnya.
94 tahun yang lalu, NU lahir di kota ini, Surabaya, kota pergerakan.
Adalah pemuda Wahab Hasbullah dari kertopaten bersama kolega sekaligus
sekretarisnya, Halim Leumunding yang tinggal di Kedung Sroko, membaca
zamannya dengan cerdas dan merangkai potensi para ulama untuk
menggerakkan perubahan.
Mereka mendirikan Nahdlatoel Wathan di kampung Kawatan, sebuah
institusi penyemai nasionalisme dan patriotisme anak-anak bangsa.
Bersama mereka, para intelektual organik seperti Mas Mansur dari kampung
Ampel (yang kemudian ikut Muhammdiyah), Mas Alwi bin Abdul Aziz dari
kampung Ampel (Pengusul nama Nahdlatoel Ulama), Haji Kohar dan
tokoh-tokoh surabaya lainnya.
Tahun 1926, mereka membentuk Komite Hijaz yang menjadi embrio
lahirnya NU. KH. Ridwan Abdullah ditunjuk untuk membuat lambang
organisasi dan disusunlah kepengurusan awal organisasi yang kelak akan
menjadi ormas keagamaan terbesar di Indonesia.
KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng didaulat para kiai sebagai Rais Akbar
didampingi KH. Dachlan Akhyat dari Kampung Kebondalem (pendiri dan
sekaligus ketua MIAI yang kelak menjadi MASYUMI). KH. Wahab Hasbullah
sebagai Katib dan KH. Halim Leumunding wakilnya.
Di jajaran Eksekutif (tanfidziyah), H. Hasan Gipo dari kampung Ampel
ditunjuk sebagai President diwakili H. Soleh Syamil. Sedangkan
sekretarisnya adalah Muhammad Sodiq Sugeng.
Panjang sekali untuk disebutkan deretan arek-arek Suroboyo yang
menjadi penggerak NU era awal. Saya dan kawan2 sedang dalam usaha
merepro dan mentranslate dokumen2 awal pergerakan NU era awal di
Surabaya.
Untuk pertama kalinya pula, lebih dari tiga dasawarsa NU berkantor
pusat di Surabaya. Namanya HBNO (Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama). Sebuah
gedung cagar budaya yang sekarang menjadi kantor cabang NU Kota
Surabaya.
Hampir seabad yang lalu NU lahir di Surabaya. Ya.., NU lahir di kota.
Kenapa sekarang masih ada yang mencitrakan bahwa NU itu berbasis
pedesaan dan tidak kompatibel dengan dinamika perkotaan ???. Semua itu
tidak benar, dan kita tertantang untuk menyatakan sebaliknya. Bukan
hanya dengan kata-kata, tetapi aksi nyata.
Sekarang mari saling bantu, bahu membahu. Kita bangkitkan kembali NU
dari Surabaya. Kelak pada usianya yang satu abad, kita berharap NUurban
Surabaya bisa menjadi masterpice NU. Ayo kita bangun NU dengan idealisme
dan nilai-nilai yang diwariskan oleh generasi awal dan berinovasi untuk
menjadikan NU lebih bermanfaat untuk zamannya.
” Pengurus Dan Banom NU Kota Surabaya Gelar Sholawat Dan Doa Untuk Rohingya”
Surabaya, Keprihatinan terhadap warga Muslim di Rohingya Myanmar masih
terus berlangsung dari seluruh lapisan umat Islam di seluruh dunia dalm
bentuk aksi kemanusian ataupun doa bersama.Hal serupa juga dilakukan oleh para Pengurus beserta Badan Otonom
Nahdlatul Ulama Kota Surabaya. Yang terus melakukan berbagai upaya agar
kekerasan di Rohingya bisa dihentikan.
Selain pernyataan sikap, keluarkan instruksi sholat ghoib dan
penggalangan aksi kemanusiaan melalui Lazisnu NU, Namun PCNU Kota
Surabaya juga masih terus menggelar sholawat dan doa bersama untuk
Rohingya.
Hasyim As’ary Ketua Lembaga Seni Dan Budaya Muslimin Indonesia
(Lesbumi) Nahdlatul Ulama Kota Surabaya mengatakan gelar sholawat Nabi
Muhammad dan doa untuk warga muslim Rohingya Myanmar akan kami gelar
pada hari Senin malam 11 September 2017 di halaman Kantor NU Kota
Surabaya jalan bubutan Surabaya atau lebih dikenal dengan
GedungHoofdbestuur, pada jam 19.00.
” Para pengurus NU dan seluruh pengurus Badan Otonom NU Kota
Surabaya, juga Jamaah Sholawat Nariyah akan berdoa bersama untuk umat
Islam Rohingya, agar diberi perlindungan dan keselamatan oleh Allah SWT,
“ungkap Hasyim. (win)