Sabtu, 26/04/2008 08:28
Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur
melakukan napak tilas perjuangan para pendiri GP Ansor: KH Abdullah
Ubaid, KH Thohir Bakri dan KH Chusaini Tiway di Surabaya, Kamis (24/4)
lalu. Napak tilas itu dilakukan dengan berziarah ke makam ketiga tokoh
tersebut, di antaranya di Komplek Makam Islam Tembok Dukuh dan di Makam
Islam Kedungasem, Rungkut.
Sekira 100 kader GP Ansor Jatim yang mengikuti napak tilas itu tampak khidmat berdoa. Sebelumnya, dibacakan sejarah dan memberikan tanda prasasti bagi para pendiri kepada ahli waris yang selanjutnya akan dipasang di lokasi makam.
Beberapa ahli waris atau keluarga menyambut baik napak tilas itu. Mereka berharap, kegiatan itu sebagai pelopor kader yang kini sudah sukses dan agar tidak lupa pada jasa para pendirinya. "Minimal mereka berdoa untuk para pendirinya di setiap kegiatan Ansor," ujar salah satu ahli waris KH Chusaini Tiway.
Ketua PW GP Ansor Jatim, M. Rofiq, mengatakan, acara yang digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Lahir ke-74 itu untuk mengenang kembali jasa para pendiri. "Kegiatan ini bertujuan lebih mendekatkan kader Ansor saat ini agar tidak lupa pada para pendirinya yang telah banyak berjasa membesarkan Ansor hingga saat ini," ujarnya.
Menurutnya, Harlah GP Ansor tahun ini sengaja dikhususkan untuk memberikan penghormatan kepada para pendiri yang memang selama ini belum dilakukan. “Tanpa mereka semua, tokoh Ansor saat ini tidak akan ada, dan ini penghormatan dari akhir periodesasi kepengurusan saya," pungkasnya.
Makam itu selama ini tidak banyak diketahui sebagian besar warga Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), khususnya di Surabaya. "Hampir tidak banyak pengurus Ansor maupun pengurus NU yang mengunjungi makam ini. Padahal, Almarhum sudah banyak mencetak kader Ansor yang sukses di negeri ini," ujar Mudjib Umar, Ketua Pengurus Anak Cabang GP Ansor Rungkut, Surabaya.
Mudjib mengakui, sebelum diadakan perawatan oleh GP Ansor Jatim, jika kondisi makam sangat memprihatinkan dan hampir tidak terawatt. Menurutnya, selama ini yang merawat hanya pihak keluarga dan ahli waris Almarhum. (sbh/rif) .
Sekira 100 kader GP Ansor Jatim yang mengikuti napak tilas itu tampak khidmat berdoa. Sebelumnya, dibacakan sejarah dan memberikan tanda prasasti bagi para pendiri kepada ahli waris yang selanjutnya akan dipasang di lokasi makam.
Beberapa ahli waris atau keluarga menyambut baik napak tilas itu. Mereka berharap, kegiatan itu sebagai pelopor kader yang kini sudah sukses dan agar tidak lupa pada jasa para pendirinya. "Minimal mereka berdoa untuk para pendirinya di setiap kegiatan Ansor," ujar salah satu ahli waris KH Chusaini Tiway.
Ketua PW GP Ansor Jatim, M. Rofiq, mengatakan, acara yang digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Lahir ke-74 itu untuk mengenang kembali jasa para pendiri. "Kegiatan ini bertujuan lebih mendekatkan kader Ansor saat ini agar tidak lupa pada para pendirinya yang telah banyak berjasa membesarkan Ansor hingga saat ini," ujarnya.
Menurutnya, Harlah GP Ansor tahun ini sengaja dikhususkan untuk memberikan penghormatan kepada para pendiri yang memang selama ini belum dilakukan. “Tanpa mereka semua, tokoh Ansor saat ini tidak akan ada, dan ini penghormatan dari akhir periodesasi kepengurusan saya," pungkasnya.
Makam itu selama ini tidak banyak diketahui sebagian besar warga Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), khususnya di Surabaya. "Hampir tidak banyak pengurus Ansor maupun pengurus NU yang mengunjungi makam ini. Padahal, Almarhum sudah banyak mencetak kader Ansor yang sukses di negeri ini," ujar Mudjib Umar, Ketua Pengurus Anak Cabang GP Ansor Rungkut, Surabaya.
Mudjib mengakui, sebelum diadakan perawatan oleh GP Ansor Jatim, jika kondisi makam sangat memprihatinkan dan hampir tidak terawatt. Menurutnya, selama ini yang merawat hanya pihak keluarga dan ahli waris Almarhum. (sbh/rif) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar